Surakarta, 10 April 2025- SMP Muhammadiyah 1 Simpon Surakarta kembali menjalankan kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti semula. Kegiatan pagi dengan pelayanan yang prima dan damai dijalankan tanpa tawar menawar.
Seluruh siswa, guru, dan tenaga pendidik SMP Muhammadiyah 1 Simpon Surakarta kembali ke sekolah dengan suasana yang bahagia. Pelayanan prima diberikan oleh seluruh guru dan tenaga pendidik secara maksimal. Program antar siswa plus kembali diberikan dengan penuh kehangatan dan senyuman menyambut kedatangan siswa siswi SMP Muhammadiyah 1 Simpon Surakarta. Tak hanya memberikan senyuman, kalangan siswa plus kali ini juga melakukan transaksi tanpa tawar menawar.
Penampilannya adalah salah satu bagian dari melatih kedisplinan. Setiap siswa siswi yang tidak sesuai dengan aturan akan mendapatkan pelatihan dari guru maupun tenaga pendidik. Bahkan bapak kepala sekolah langsung ikut turun tangan untuk memberikan pembinaan. Beberapa poin utama yang menjadi perhatian adalah tentang kerapian siswa dari segi rambut, seragam, dan atribut lainnya. Sekolah menyediakan kaca, sisir, dan gunting yang terletak di gerbang sekolah dekat pos satpam. Hal ini bertujuan untuk anak yang belum tertib dan rapi agar menertibkan dan merapikan diri sebelum masuk ke dalam kelas.
https://www.facebook.com/share/v/16LWfWhYxF
Selain itu juga jangan lupa sebagai presensi digital SMP Muhammadiyah 1 Simpon Surakarta diberlakukan SSC atau Simpon Smart Card. Sistem presensi digital ini langsung terhubung dengan WhatsApp wali murid sebagai bentuk tanggung jawab bahwa siswa sudah sampai di sekolah sesuai jam kedatangan. Program lain yang dijalankan dalam pelayanan prima ini berupa bentuk karakter disiplin siswa, yakni pukul 07.01 WIB sekolah sudah tutup gerbang dan siswa yang belum datang maka terlambat dan akan mendapatkan pelatihan lebih lanjut.
Seluruh bentuk pengadaan dan pelayanan prima ini diberikan dengan harapan mampu membentuk karakter siswa siswi SMP Muhammadiyah 1 Simpon Surakarta. Selain itu juga ini adalah bentuk rasa sayang dan cinta guru sebagai orang tua kedua siswa di sekolah.